Dengan Ibuk, aku berfikir

                “Buk, apakah mengingatkan anak untuk cukur rambut itu juga bagian dari dakwah?”, tanyaku lirih saat percakapan singkat malam hari ini. Ibu meawab tegas,”Ya jelas lah, itu bagian dari dakwah, karena mengingatkan anak dalam kebaikan”, Aku menimpali sedikit, “Oh, gitu to Buk”,dalam batin aku m         engingat sebuah hadits yang menyatakan bahwa rambut Rasulullah SAW itu sepanjang bahu, bagi umat Islam beliau adalah teladan yang sangat baik, pada kehidupan sehari-hari tingkah lakunya banyak menjadi percontohan sahabat yang hidup pada masanya, pun caranya berpakaian dan bertutur kata, sosoknya selalu menjadi panutan ba umat muslim yang lainnya.

                Bagiku berambut panjang adalah sebuah proses pendewasaan, dimana naluri, pola berfikir dan tingkah laku semakin bertumbuh ke arah yang lebih terarah, rambut menjadi simbol bahwa dewasa yang baik dan bijak itu memerlukan sebuah usaha yang berlaku dalam dunia bernama proses. Aku ngin menjadi baik tidak hanya dari penampilan, ku utamakan dari dalam;hati nuraniku, yang memang seharusnya selalu didengarkan dan dilaksanakan suara-suara lirihnya. Jiwaku yang selalu ku basuh dengan nafas kehidupan, bersimpuh selalu aku dalam letih pada-Nya.

                Dalam bertutur aku ingin terlebih dahulu menjadikan aku paling rendah dimata Ibu dan Bapakku yang darinya aku bisa terlahir atas izin Sang Pecnipta. Mereka yang pantang ku bentak dan ku teriakkan ‘ah’ dari lisanku, sungguh, aku tidak ingin kesibukanku keluar malam untuk mencari tempat menepi dan menulis, kesibukanku dengan buku-buku bacaan hingga berjam-jam, dan permainanku bersama kawanku yang berharihari, bahkan kegiatan yang kuutamakan sampai jauh dari kota perantauan dan kota dimana Bapak dan Ibuku tinggal hingga bermingu-minggu aku pergi. Aku tidak mau karena itu semua aku menjadi berani membentak dan sesukanya kepqada orang tuaku.

                Aku ingin mereka adalah manusia yang menadi madrasah pembelajaran hidupku selama dak jantungku belum berhenti. Aku ingin tetap berambut panjang, rapi dan baik Bu, setidaknya kelak, hingga aku diwisuda dari kampusku yang mahal itu, biarkan ya Bu, aku menjadi dewasa dengan mahkota(rambut)ku.