Mbolangisme - Sebuah Catatan Pendakian (Gunung Lawu #1)

#GunungLawu

Reboisasi lahan bekas kebakaran di jalur pendakian Cemoro Kandang.
Foto bersama selepas sampai di basecamp

Perjalanan menuju basecamp

Saya dan bibit tanaman yang akan ditanam

Areal hutan yang habis terbakar

Sohib perjalanan saya, Ayyas Al-Faruq

                Hari itu aku bersama Ayyas, kawan satu jurusan di kampus dan kebetulan memiliki satu hal yg sama-sama diminati;aktivitas luar ruang di ketinggian. Momen akhir pecan saat kosong jadwal perkuliahan kami berdua naik sepeda motor bergerak dari Jogja ke Surakarta, perjalanan kami lakukan pada sore hari dan kami sempatkan mampir ke sebuah warung makan di Klaten, tepatnya warung makan ini adalah kepunyaan paman, jadilah aku dan Ayyas mampir untuk mengisi perut yg sudah lapar.

                Perjalanan kami tempuh dua jam untuk tiba di Surakarta dan berlanjut menuju pos pendakian Gunung Lawu via Cemoro Kandang, dari Surakarta kami melenggang ke Karanganyar dan masuk ke kawasan dingin di Tawangmangu. Kami sempatkan untuk mampir sejenak di sebuah masjid besar dekat pasar, dan membeli beberapa kebutuhan seperti bahan makanan dan minuman untuk bekal pendakian.

Singkatnya, kami mendaki di malam hari, selepas motor terkunci di area parkiran dan mengisi data diri di buka catatan di pos retribusi serta mengikuti arahan dari panitia kegiatan penanaman pohon yang difokuskan mengarah pada titik-titik bekas kebakaran hebat beberapa waktu yang lalu.

                Setiap dari pendaki yg hendak naik dibekali informasi mengenai lokasi camp dan bibit tanaman yg harus dibawa. Selain itu, juga dibekali perlengkapan seperti cetok dan cangkul kecil bagi yang tidak membawa perlengkapan menanam sama sekali. Kami berdua diberikan sebuah cetok oleh salah seorang panitia. Kegiatan ini diinisiasi oleh teman-teman Anak Gunung Lawu yang didukung oleh Cozmeed – partner in adventure.

                Tidak lama kami berjalan, tempat kami mendirikan camp sudah didahului oleh beberapa rombongan pendaki yang naik terlebih dahulu, kami membawa satu buah tenda dome dengan kapasitas dua orang merk Rei. Tenda kami dirikan, aku mulai menyiapkan kompor portable dan gas mini untuk menyeduh air panas, malam itu angina cukup kencang, beruntung kami dilindungi oleh tebing yang memunggungi arah bergeraknya angin.

                Pagi harinya kami tidak sarapan terlebih dahulu, melainkan cukup dengan menyeduh dua bungkus energen untuk energi di awal hari. Aku bergerak dengan membawa beberapa bibit pohon ke lubang-lubang tanam yang sudah diberi tanda. Ayyas bertugas sebagai tukang foto, ia menangkap momen-momen langka saat penanaman dan panorama alam. Pagi itu mungkin ada sekitar 40-50 pendaki yang melakukan penanaman di titik utama, dengan perkiraan waktu tanam selama satu sampai dua jam sejak pukul 6 pagi.

                Tak berselang lama, seusai penanaman kami lekas mengemasi peralatan dan bersiap untuk turun ke pos pendakian bersama dengan rombongan pendaki yang lain, di perjalanan kami bertemu dengan rombongan pendaki yang meminta untuk berfoto bersama, jadilah sembari turun beberapa kali kami berhenti untuk saling tegur-sapa dengan pendaki lain dan tentunya rehat sejenak.

                Siang hari selepas waktu dzuhur kami sudah tiba di pos pendakian dan bersih diri di kamar mandi yang tersedia, tak di sengaja ada seorang kawan sekolahku di sma yang juga berada di pos pendakian, kami bercakap riang dan menikmati kopi bersama untuk waktu yang tidak lama dan melanjutkan perjalanan kembali ke Jogja, sebelumnya kami berfoto bersama di depan pintu gerbang pos pendakian. Sungguh, dua hari satu malam yang cukup memberikan banyak pembelajaran.

    Kalian bisa melihat video pendakian saya ke Lawu di sini.


Komentar

Postingan Populer